tata-krama-bertamu
April 16, 2024 Admin SMP Bahauddin Akhlak

Tata Krama Bertamu

Silaturahim atau bertamu ke sejumlah kerabat, sahabat, dan teman sudah menjadi tradisi mayoritas umat Islam selepas shalat Idul Fitri. Bagi sebagian Muslim, waktu berkunjung tidak cukup dilakukan dalam satu atau dua hari. Hal ini karena faktor jarak tempuh yang cukup jauh, atau lantaran banyak kerabat yang perlu dikunjungi. Maksud dalam tradisi ini tentu cukup mulia. Di samping karena hendak melebur kesalahan dengan cara bermaaf-maafan, menjaga silaturahim juga sangat dianjurkan dalam Islam.

Karena itu, tujuan mulia tersebut hendaknya berbanding lurus dengan sikap yang mulia pula dengan memperhatikan adab atau tata krama saat mengunjungi sanak keluarga ataupun sahabat. dikutip dari NU Online setidaknya, ada 10 adab yang mesti diperhatikan saat bertamu di momentum Lebaran Idul Fitri. Kesepuluh adab itu dinukilkan dari Kitab Ihya ‘Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali dan Kitab Fashlul Khithab.

  1. Niat silaturahim

    Niat ini sangat penting, karena segala sesuatu bergantung kepada niatnya. Niat yang dapat ditanam dalam hati sekaligus diekspresikan dalam wujud perbuatan antara lain niat menyambung tali silaturahim, memperkuat ikatan sesama Muslim, dan membahagiakan orang yang dikunjungi, termasuk juga berbakti kepada orang tua  atau guru dan memuliakan mereka jika yang dikunjungi adalah orang tua atau guru.

    niatnya silaturrahmi ya lur,,,, jangan silat lidah”

  2. Perhatikan jadwal bertamu

    Saat berkunjung atau bertamu hendaknya tidak dilakukan pada waktu istirahat atau saat tuan rumah baru pulang bepergian. Tujuannya agar tidak mengganggu waktu istirahat dan kenyamanannya. 

    jadi jangan berkunjung di jam-jam  pocong atau jam boci ya guys”

  3. Tidak terburu-buru

    Saat bertamu juga hendaknya tidak terlalu buru-buru, tetapi juga tidak terlalu lama, kecuali diminta oleh tuan rumah. Kalaupun harus menginap, Rasulullah menganjurkan, paling lama sampai tiga hari.

    “jadi kalau unjung-unjung(red:jawa) jangan kayak drivethru  (salaman thok langsung bablas) ya bestie"

  4. Tidak pilih-pilih

    Orang yang ingin bertamu, hendaknya tidak pilih-pilih dan tidak pula membeda-bedakan kelas sosial orang yang mau dikunjungi.  Hanya saja, sudah menjadi tuntunan syariat dan budaya yang berlaku, yang lebih muda datang kepada yang lebih tua, bawahan datang kepada atasan, murid datang kepada guru, dan seterusnya. Apa pun keadaan mereka, hendaknya tidak menjadi halangan bagi kita untuk menemui dan mengunjunginya.

    “ingat ya guys jangan pilih-pilih, apalagi aku pilih kamu, kamunya pilih dia, hiks”

  5. Tak bertujuan mencari makan gratis

    Di sini pentingnya menata niat dengan baik. Kalaupun ada jamuan dari orang yang dikunjungi, hendaknya diniati mencari kekuatan ibadah, menuai keberkahan makan bersama, dan sebagainya.  Kendati disiapkan hidangan, terima dan cicipilah dengan senang hati meski merasa sedikit kenyang ataupun hidangannya tidak sesuai selera, menerimanya pun tidak berlebihan. 

    termasuk dalam hal ini adalah tidak berkunjung agar mendapatkan THR. hehehe

  6. Jaga sikap dan sopan santun

    Adab ini penting diperhatikan agar selama berkunjung benar-benar khidmat. Tetap menjaga sikap dan sopan santun di hadapan tuan rumah dan keluarganya, seperti mengucap salam, menyalami orang yang hadir, duduk di tempat yang diinginkan tuan rumah.

    “setidaknya jaga image lah lur……….jangan slenge'an …… apalagi urakan”

  7. Bahagiakan tuan rumah

    Adab selanjutnya adalah berupaya menunjukkan perbuatan yang membahagiakan tuan rumah. Bahkan, demi membahagiakannya, saat berpuasa sekalipun, tamu diperbolehkan berbuka selama puasa yang ditunaikan adalah puasa sunnah, bukan puasa wajib.

    “catat ya lur, bahagiakan………meskipun bahagianya bukan denganmu ya lur……”

  8. Hindari fitnah

    Seorang laki-laki hendaknya tidak bertamu ke rumah seorang yang tuan rumahnya perempuan sendirian, kecuali si laki-laki membawa istri atau keluarga istrinya yang lain. begitu juga sebaliknya.

    eittsss tapi juga jangan fitnah sana sini ya lurd,,,,,,”

  9. Tidak pamer kekayaan

    Berkunjung kepada seseorang bukan ajang untuk pamer kekayaan atau barang yang kita miliki. Sebab, penampilan yang berlebihan bisa saja membuat orang yang dikunjungi merasa minder, malu, dan tidak nyaman. Maka berpenampilanlah secara sederhana dan seperlunya saja.

    “tapi lebaran core kali ini shimmer tadz,,,,,,,,,, nih masuk flexing nggak?”

  10. Bawa bingkisan

    Termasuk membahagiakan tuan rumah adalah membawa bingkisan atau buah tangan, baik untuk si pemilik rumah, keluarga, atau anak-anaknya. Namun ini bukan satu keharusan, sehingga menjadi penghalang tercapainya silaturahim. 

    “kalau pun nggak bawa buah tangan, setidaknya kalau pulang jangan bawa buah bibir ya……….”

Setidaknya itulah tadi 10 poin adab yang harus kita laksanakan dan jaga saat bertamu, apalagi di momen lebaran ini. 

Artikel ini diolah dari NU Online: https://www.nu.or.id/nasional/10-adab-bertamu-saat-lebaran-idul-fitri-s6dys